Apa Itu TikTokification of Social Media?


Dalam beberapa tahun terakhir, ada perubahan drastis dalam cara kita mengonsumsi konten di media sosial. Jika dulu kita menghabiskan waktu melihat foto-foto di Instagram atau membaca pembaruan status di Facebook, kini mata kita terpaku pada video vertikal pendek yang bergulir tanpa henti. Fenomena yang mendorong perubahan masif ini dikenal sebagai TikTokification of the Social Media.

Definisi dan Mekanisme Inti

TikTokification adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan adopsi fitur, algoritma, dan gaya konten yang dipelopori oleh TikTok—aplikasi video pendek asal Tiongkok—oleh platform media sosial besar lainnya. Inti dari sistem TikTok yang ditiru adalah:

1. Sistem For You Page (FYP) / Halaman Rekomendasi

Ini adalah jantung dari TikTokification. Tidak seperti feed tradisional yang didominasi oleh unggahan dari orang yang Anda ikuti, FYP (atau halaman 'Untuk Anda') menunjukkan konten dari siapa pun di seluruh dunia, yang dipilih berdasarkan seberapa besar kemungkinan Anda akan menyukainya. Algoritma sangat efisien dalam merekomendasikan konten berdasarkan interaksi Anda (menonton, menyukai, waktu tonton) dan metadata video, yang berarti fokus beralih pada konten yang menarik, bukan jumlah pengikut.

2. Format Video Vertikal Pendek

Format utama yang ditiru adalah video yang dioptimalkan untuk tampilan ponsel: vertikal, singkat (biasanya di bawah 60 detik atau beberapa menit), dan bergerak cepat. Format ini dirancang untuk memaksimalkan retensi perhatian dalam waktu singkat dan mendorong endless scrolling (gulir tak terbatas

Tiga Raksasa Medsos yang Ikut 

Hampir setiap platform besar telah mengintegrasikan fitur yang secara langsung meniru model TikTok:

  1. Instagram: Reels: Platform yang awalnya berfokus pada foto ini kini menjadikan Reels (video pendek vertikal) sebagai prioritas utama, bahkan menampilkannya di feed utama dari akun yang tidak Anda ikuti, meniru FYP.

  2. YouTube: Shorts: Sebagai platform video terbesar, YouTube merespons dengan Shorts, format vertikal berdurasi hingga 60 detik yang memiliki feed penemuan cepat khusus.

  3. Facebook: Fokus pada Video dan Reels: Algoritma Facebook juga semakin sering menampilkan konten video yang direkomendasikan secara algoritmik dari luar lingkaran teman-teman Anda.

Bagi Pengguna (Konsumen Konten)

Keuntungan (Sisi Positif)Efek Samping (Sisi Negatif)
Penemuan Konten yang Lebih BaikRentang Perhatian yang Lebih Pendek
Algoritma FYP sangat baik dalam menemukan konten yang benar-benar sesuai dengan minat unik pengguna, bahkan dari kreator yang belum pernah mereka dengar.Format serba cepat dapat melatih otak untuk mengharapkan kepuasan instan, membuat pengguna kesulitan fokus pada konten atau tugas berdurasi panjang.
Demokratisasi HiburanInformasi Berlebihan dan Dangkal
Pengguna mendapatkan variasi konten yang jauh lebih besar karena video bisa datang dari siapa saja, tidak terbatas pada teman atau selebritas.Fokus pada durasi pendek sering kali mengorbankan kedalaman. Informasi kompleks cenderung disederhanakan secara berlebihan (oversimplified) atau disajikan tanpa konteks.
Hiburan InstanPeningkatan Kecanduan Scrolling
Kemampuan untuk menggulir tanpa batas menawarkan sumber hiburan yang sangat mudah diakses dan instan di mana saja.Mekanisme gulir tanpa henti dan algoritma yang sangat personal dapat meningkatkan waktu layar dan rasa cemas atau perbandingan sosial.

Bagi Kreator Konten (Produsen Konten)

Keuntungan (Sisi Positif)Efek Samping (Sisi Negatif)
Peluang Viral yang TinggiTekanan untuk Konten Serba Cepat
Kreator baru memiliki peluang besar untuk mendapatkan jangkauan dan menjadi viral tanpa perlu basis pengikut yang besar. Ini membuat merit konten lebih diutamakan.Kreator dipaksa untuk terus-menerus mengikuti tren yang bergerak cepat dan memproduksi konten dalam format yang sangat spesifik dan serba cepat agar tetap relevan.
Kemudahan Pembuatan KontenKetergantungan pada Algoritma
Fitur pengeditan dalam aplikasi yang mudah, musik yang trending, dan alat efek yang sederhana membuat proses pembuatan video lebih cepat dan tidak membutuhkan peralatan mahal.Kualitas konten sering kali dikalahkan oleh "trik" algoritma (seperti waktu tonton atau hook yang kuat). Jika algoritma berubah, jangkauan kreator dapat anjlok secara drastis.
Monetisasi Lintas PlatformTantangan dalam Membangun Komunitas
Kreator dapat menggunakan satu video pendek yang sama (atau diadaptasi sedikit) untuk diunggah ke Reels, Shorts, dan TikTok, memaksimalkan potensi pendapatan dari berbagai sumber.Fokus pada penemuan cepat dan gulir cepat sering kali mempersulit kreator untuk membangun komunitas yang loyal dan mendalam, karena pengguna cenderung berinteraksi dengan konten, bukan dengan kreator.

Kesimpulan

TikTokification telah mengubah media sosial dari tempat untuk terhubung dengan teman menjadi mesin hiburan yang digerakkan oleh algoritma. Perubahan ini telah mendemokratisasi akses ke ketenaran dan hiburan, tetapi juga memunculkan tantangan baru terkait keseimbangan informasi dan rentang perhatian kita di dunia digital. Platform tidak lagi bersaing berdasarkan jaringan sosial, melainkan berdasarkan kemampuan mereka untuk memberikan rekomendasi konten yang paling adiktif kepada Anda, satu guliran video vertikal pendek pada satu waktu.

Source & Reference:
TIKTOK SOCIAL MEDIA USAGE MOTIVES: USES AND GRATIFICATION THEORY ANALYSIS: https://www.researchgate.net/publication/366318278
Differentiated Competition and Collaborative Development Between Short-Form Video Platforms and Long-Form Video Platforms: A Case Study of ByteDance's Video Platforms: https://www.researchgate.net/publication/395817425
Assessing the Effects of YouTube Shorts on Long-Form Video Content: https://arxiv.org/html/2402.18208v2
Understanding Social Media Recommendation Algorithms: https://academiccommons.columbia.edu/doi/10.7916/khdk-m460
The Vertical Video Phenomenon on Social Media in Digital Era: https://www.atlantis-press.com/article/126002312.pdf

Popular Posts