Catatan: Cerita ini di impor dari website lama, dan cerita ini dibuat pada 12 Juli 2018 atau 2 bulan lebih awal sebelum akhirnya dipublikasikan pada September 2018. Memang sudah sangat lama ya. Seaneh apapun itu, ini adalah karya sekaligus sejarah kekreatifitasan saya pada masa lalu. Hanya saja dengan banyak perubahan dan banyak sekali yang direvisi. Baiklah, selamat membaca!
Setelah lama kami tidak berkumpul lagi, kami pun bertemu lagi di
tempat yang memang tempat Tim Kami berkumpul. Karena sudah 1 tahun tidak
berkumpul, kami mengadakan pesta untuk Tim Kami ini.
Setelah mengadakan kesepakatan untuk mengadakan pesta, kami pun
mempersiapkan acara ulang tahun Persatuan Tim Kami yang ke-3 yaitu pada
tanggal 10 Juli 2018. Jadi kami menyusun acaranya, walaupun itu sederhana.
Saya ingin acara ini berjalan lancar karena untuk Persatuan Tim Kami.
Dan begitu lancar maka kami tenang.
Akhirnya, pada 9 Juli 2018, persiapan tempat acara tersebut selesai
dan kami tinggal membagikan surat undangan kepada yang mau hadir.
Dan setelah hari yang ditunggu-tunggu kami memulai acara tersebut
dengan segera. 10 Juli 2018 pukul 16.15. Setelah acara tersebut berjalan,
kami memulai pertunjukan.
Pada saat itu terasa terdapat rasa guncangan di sini. Benar saja,
rupanya si Kakak Angin mulai mengamuk. Kami semua tidak tau bahwa ini akan
terjadi. Tidak di ketahui apa alasan mengapa si Kakak Angin Topan bisa
mengamuk dan menyerang kami semua.
Pada saat itu yang kami adakan acara memang bangunan yang sudah tua.
Dan kami lihat bangunan ini miring. Dan kami tidak bisa keluar karena Kakak
Angin Topan menghalangi pintu keluarnya. Jika kami kepintu pun Si Angin
Topan akan melukai kami, dan tetap tidak keluar. Dan terdengar suara rapuh
ketika si Angin Topan berkali-kali menghentakkan kakinya ke lantai.
Suara kayu rapuh makin terdengar dan kayu seperti akan jatuh. Dan
benar saja, bangunan yang kami adakan acara itu ambruk seketika. Dan kami
tertimpa reruntuhan dari bangunan tersebut. Kami hampir seperti tidak bisa
bergerak. Saya pun seakan tidak dapat berbuat apa-apa. Dan akhirnya kami di
situ terus selama 1 jam.
Setelah 1 Jam berlalu, warga menolong kami semua dan mengobati. Yang
lain selamat tapi luka ringan. Beda halnya dengan Fathur. Dia pingsan
(gara-gara si angin ribut itu) dan yang lain itu luka ringan karena ... ngak
tau apa yang terjadi kalau mereka tidak parah. Mungkin tapi menurut saksi
yaitu si Rafa yang ada dekat dengan Fathur (tapi tidak terlalu dekat)
mengatakan bahwa Fathur di injak oleh Kakak Angin ucapnya.
Setelah itu, Kami semua pun dibawa ke sebuah ruangan santai yang
berada di bangunan dekat markas Tim Kami. Di sana kami aman dari ganguan
Kakak Angin Topan. Disanalah kami semua beristirahat. Kami berbincang di
sana tentang cerita pada saat di bangunan kayu yang di bangun dua tahun yang
lalu. Dan kami takut dengan hal itu jika terjadi lagi. Kami semua pun
beristirahat.
Ke esokan harinya, kodisi Fathur mulai membaik. Saya pun menceritakan
apa yang terjadi pada saat dia di injak oleh Kakak Angin Topan. Dan setelah
Fathur selesai bercerita, Raysa menambahkan, katanya "Bahwa warga-warga dan
pihak kepolisian sedang mencari Si Angin Topan dan sedang meneliti
tempat kejadian, tempat itu di beri garis polisi". Kami semua pun setuju
dengan hal tersebut.